GOOGLE INC

Google
lahir dari sebuah pertemuan tanpa disengaja dari Larry Page dan Sergey
Brin di Universitas Stanford . Pada Januari 1996 Lary dan Sergey mulai
melakukan kolaborasi dalam pembuatan Search Enggine yang diberi nama
BackRub. 1998 Teknologi Search Enggine itu terus di sempurnakan,
keduanya mulai mencari Investor untuk mengembangkan kecanggihan
teknologi mesin pencari mereka.
Sehingga, mereka mendapatkan suntikan dana dari Andy Bechtolsheim
teman kampus sekaligus pendiri Sun Microsystem. Sebuah cek senilai 100
ribu dolar AS, yang uniknya di cek itu tertulis atas nama Google yang
bahkan pada saat itu belum didirikan oleh Sergey dan Larry.
Larry dan Sergey sebelumnya pernah menawarkan kemungkinan dengan Alta
Vista, tetapi ditolak dengan alasan perusahaan induk Alta Vista yaitu
Digital Equipment Corp tidak suka bergantung pada orang dari luar
perusahaan.
Investor di Silicon Valley, Michael Moritz (Sequa Capital) dan Jhon
Doer (Kleiner Perkins) yang saling berkompetisi akhirnya bisa diyakinkan
untuk menyuntik modal senilai 12,5 juta dolar AS ke perusahaan Google
yang pada 7 Desember 1998 ini didirikan.
Kantor pertamanya adalah sebuah ruang garasi rumah teman mereka di
Menlo Park, California. Pada tahun 1999, Google pindah ke kantor di 165
University Ace Palo Alto California sebelum akhirnya pindah ke
Googleplex pada akhir tahun tersebut.
Larry dan Sergey terus menjalankan mesin pencari Google hingga tahun
2001. Setelah itu mereka merekrut Eric E. Schdimt untuk menjadi ketua
umum dan CEO Google.
Google kini menjadi perusahaan yang paling berpengaruh di Internet, termasuk karena Blogger.com sudah mereka kuasai.
Googleplex menjadi tempat kerja yang sangat nyaman, karena dilengkapi
sarana dan prasarana yang lengkap seperti kolam renang, bar, billiard
room, futsal, voli pantai, makanan gratis, minuman kesehatan cuma-cuma,
dan cemilan yang melimpah. Terlebih lagi, suasana kerja yang rileks
karena karyawan google diperbolehkan untuk hanya mengenakan kaus dan
celana jeans, sehingga apabila ketika kita datang ke googleplex dan
melihat sesorang yang mengenakan pakaian resmi, jas dan sebagainya,
hampir bisa dipastikan dia adalah Tamu.
Satu lagi yang menarik, di Google diterapkan sistem , karyawan
diberikan 20 % waktu kerja mereka untuk bebas mengerjakan apa yang di
minati-nya – kira-kira dalam 1 minggu sehari. Sehingga kreativitas
karyawan meningkat, dan lahirlah seperti misal google earth dll. Dengan
begitu google sangat konsen pada Sumber Daya Manusia yang mereka miliki.
Sebuah artikel yang ditulis oleh seorang wartawan dari Fortune, Freg
Vogelstein, berjudul ” Why Google Scares Bill Gates ” menjelaskan
persaingan antaran Google dengan Microsoft. Ini membuktikan betapa
hebatnya google saat ini, sehingga raksasa seperti Microsoft yang sudah
berusia 25 tahun lebih, menerapkan berbagai strategi untuk bersaing
dengan google. Ini terlihat nyata, dengan rencana Akusisi Yahoo.com oleh
Microsoft baru-baru ini, meskipun akhirnya kandas.
Di balik itu, Google juga melakukan kerja-kerja filantropis ( sosial )
dengan mendirikan Google.org. Misi dari organisasi itu adalah membantu
kampanye soal perubahan iklim, pemanasan global, juga kesehatan dan
kemiskinan global. Direktur dari Google.org ini adalah Dr. Larry
Brilliant.
Sumber : Majalah $ukse$, Vol V/20 Juli-20 Agustus 2002/Th.1, hal 24-25.
Bill Gates : Pendiri Microsoft
Jika mendengar nama ini, orang akan langsung ingat dua hal, yakni
Microsoft dan kekayaan. Yah, memang tak bisa dimungkiri, orang mengenal
Bill Gates sebagai pendiri perusahaan piranti lunak terbesar di dunia.
Selain itu, kekayaan yang diperolehnya dari perusahaan itu telah
membuatnya jadi orang terkaya di dunia beberapa tahun berturut-turut,
tanpa pernah tergeser ke posisi kedua sekalipun. Konon, kekayaannya
mencapai 71% nilai anggaran belanja negara kita, yakni lebih dari Rp500
triliun. Sungguh fantastis!
Tapi, semua itu tentu melalui proses panjang. Semua berawal dari
impian Bill Gates saat masih muda. Ketika itu, sekitar tahun 70-an, ia
yang hobi mengutak-atik program komputer memimpikan bisa menghadirkan
komputer ke rumah-rumah. Sesuatu yang dianggap sulit diwujudkan pada
masa itu. Sebab, pada tahun itu komputer masih berukuran sangat besar
dan hanya dimanfaatkan untuk hal-hal tertentu saja.
Kelahiran Seattle dari pasangan seorang pengacara dan pegawai bank
ini memang terkenal cukup ambisius. Pada saat masih sekolah dasar,
semangatnya yang cenderung menyulitkannya dalam pergaulan membuat orang
tuanya memindahkan sekolahnya ke sekolah unggulan khusus laki-laki di
Lakeside School. Di sekolah itulah ia pertama kali berkenalan dengan
dunia yang mengantarkan pada bakatnya di bidang pemrograman. Saat itu ia
mengenal mesin teletype, semacam mesin ketik yang bisa diberi program
sederhana. Dari mesin itu, kemudian dia mulai menguasai dengan baik
bahasa pemrograman BASIC. Ia pun lantas bertemu dengan komunitas
penggemar program dan sering menghabiskan waktunya berjam-jam untuk
menekuni hobi tersebut.
Ayah tiga anak ini kemudian mengembangkan bakatnya saat kuliah di
Universitas Harvard. Namun, saat kuliah di universitas elit di Amerika
itu, lagi-lagi ambisi Bill Gates membuatnya lebih memilih untuk
mewujudkan impiannya, dibandingkan harus menyelesaikan studi. Ia memilih
drop out dan berkomitmen kuat untuk mewujudkan ambisinya.
Komitmen itu diwujudkan dengan ketekunan, ketelatenan, dan keuletan,
sehingga pelan tapi pasti hobinya membuat program telah menjadi bisnis
yang kian menguntungkan. Ia kemudian juga bertemu dengan Paul Allen,
rekan yang kemudian turut membantunya mewujudkan impian menghadirkan
komputer ke rumah-rumah. Duet mereka banyak menghasilnya program-program
unggulan, salah satunya MS-DOS yang kemudian banyak dipakai sebagai
software di berbagai komputer.
Berbagai inovasi tak henti dilakukannya. Hasilnya? Seperti yang
dilihat banyak orang saat ini. Impian Bill Gates telah menjadi nyata.
Hampir setiap rumah, kini mempunyai komputer. Dan, hebatnya, sistem
operasinya kebanyakan menggunakan produk Microsoft. Inilah yang membuat
pundi-pundinya terus mengembang.